Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Triana Rahmawati Pendamping Masalah Kejiwaan di Griya Schizofren: Karena Kamu dan Aku Juga Punya Jiwa

 

Triana Rahmawati Pendamping Masalah Kejiwaan di Griya Schizofren: Karena Kamu dan Aku Juga Punya Jiwa - Dalam hidup tidak semua orang bisa bersyukur, jujur termasuk saya, terkadang. Sebagian orang akan bersyukur jika menghadapi momen yang besar.


Triana Rahmawati Pendamping Masalah Kejiwaan di Griya Schizofren: Karena Kamu dan Aku Juga Punya Jiwa


 

Sebagian orang tersebut bilang, "Aku akan bersyukur kalau dikasih uang 100 miliar ..." Atau "Aku akan bersyukur kalau dipromosikan jadi direktur ..." Atau "Saya akan bersyukur nanti, kalau dikasih momongan..." Atau "Aku mau bersyukur kalau dikasih jodoh..."

 

Mereka menantikan kejadian dahsyat dahulu, baru akan bersyukur. Tetapi berbeda dengan Triana Rahmawati, ia sangat bersyukur tatkala bertemu dengan mereka, yang ia sebut dengan 'Warga' orang dengan masalah kejiwaan (ODMK).

 

"Kamu, aku punya jiwa, berarti kemungkinan aku bisa seperti mereka atau punya masalah kejiwaan itu sangan besar. Itulah kenapa aku bisa menghargai kesehatan jiwaku ketika aku bertemu mereka. Mereka mengajarkan aku untuk bersyukur," ungkapnya menggebu-gebu ketika diwawancarai oleh salah satu stasiun TV.

 

Mari Berkenalan dengan Triana Rahmawati Pendamping Masalah Kejiwaan di Griya Schizofren

 

Triana Rahmawati Pendamping Masalah Kejiwaan di Griya Schizofren: Karena Kamu dan Aku Juga Punya Jiwa


Triana Rahmawati bukan seorang dokter, tetapi alumni mahasiswi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret (UNS) yang peduli kepada pederita OMDK (orang dengan masalah kejiwaan).

 

Wanita lulusan terbaik tahun 2015 FISIP UNS ini, tergerak hatinya untuk memanusiakan mereka layaknya manusia pada umumnya. Bahwa ODMK merupakan masyarakat yang ingin diterima oleh masyarakat juga, dab orang-orang dengan masalah kejiwaan ini juga ingin disayangi oleh keluarganya.

 

Tria sapaan Triana Rahmawati ini, merupakan pencetus gerakan peduli OMDK, yang mengajak anak muda tergabung dalam komunitas sosial bernama Griya Schizofren.

 

Griya berarti rumah, SC singkatan sosial, HI berarti human, ZO singkatan daria zone, dan FREN berarti teman, friendly. Jika diartikan gabungan adalah tempat atau wadah buat anak muda yang peduli akan orang dengan masalah kejiwaan.

 

Tidak dipungkiri di sekitar kita banyak orang yang mengalami masalah, nggak usah jauh-jauh deh, lihat diri kita sendiri. Pasti ada kan masalah dalam hidup yang sedang dihadapi? Demikian dengan orang lain yang bermasalah, parahnya mereka akan menarik diri dari lingkungan yang bisa jadi merusak kejiwaan dalam dirinya.

 

Jiwa yang bermasalah susah terdeteksi, berbeda dengan fiisk yang terluka karena bisa terlihat bagian yang terluka. Yang paling membahayakan bisa menyerang syaraf, dan mengalami perilaku yang berubah.

 

Tidak main-main, Tria mengawali komunitas ini semenjak tahun 2012, berawal dari PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) yang disetujui untuk didanai. Tria bekerjasama dengan Griya PMI Peduli Solo, untuk menampung penderita OMDK.

 

Kegiatan yang dibangun oleh Tria awalnya hanya membangun interaksi sosial, kemudian melakukan terapi menyanyi untuk membantu penyembuhan, dan kemudian mengajari Warga berkreasi membuat karya.

 

Wanita kelahiran Palembang ini juga berharap bisa memutus rantai stigma negatif tetang ODMK. Anak-anak muda yang tergabung dalam Griya Schizofren diharapkan dapat memotong generasinya dengan memberikan informasi yang benar mengenai ODMK ini.






 

Tria mengungkapkan bahwa stigma negatif muncul karena tidak adanya interaksi sosial, jadi hanya "Katanya-katanya, yang informasinya tidak lengkap, katanya tadi sudah menjadi kebenaran sebelum divalidasi," ucap Tria. Padahal jika terjadi interaksi sosial melalui tatapan mata, sentuhan tangan, mereka sama seperti manusia pada umumnya.

 

Mereka tidak melukai kita, mereka tidak melakukan pelecehan seksual, dan mereka juga tidak jahat. "Kami ingin memuliakan sekaligus membantu penyembuhan penderita gangguan jiwa yang selama ini dianggap aib atau terpinggirkan," tutur Tria.

 

 

Mengenal Lebih Jauh Griya Schizofren dan Aktivitas ODMK

 

 

Triana Rahmawati Pendamping Masalah Kejiwaan di Griya Schizofren: Karena Kamu dan Aku Juga Punya Jiwa


Dalam kehidupan bermasyarakat kita, masih banyak orang yang berpendapat bahwa orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) atau mereka yang mengidap skizofrenia adalah orang yang berbahaya. Orang yang seringkali dijauhi, yang pada akhirnya mereka ditelantarkan, padahal harusnya mereka mendapat perhatian khusus dari keluarganya.

 

Berdasarkan laporan Global Burden Diseases (GBD tahun 2000 (WHO 2001), prevelensi gangguan ini sebesar 0,4%. Menurut DSM-IV-TR (2003), insiden pada orang dewasa berkisar atara 0,5-1,5%. Sementara insiden tahunan berkisar 0,5% per 10.000.

 

Mengacu pada data WHO mengenai prevelensi penderita skizofrenia sekitar 0,2-2%, sedangkan insidensi atau kasus baru yang muncup setiap tahun sekitar 0,01%. Tragisnya lebh dari 80% penderita skizofrenia di Indonesia tidak diobati.

 

Mereka dibiarkan berkeliaran di jalan-jalan, bahkan ada yang dipasung oleh keluarganya. Jika diobati, sepertiga dari mereka bisa sembuh total, namun jika tidak akan da kambuhan dan 25%-30% dari mereka akan resisten, dan berakibat tidak dapat diapa-apakan lagi. Sesuai dengan fakta di lapangan yang disampaikan oleh Tria.




 

Setelah lama berdiri Griya Schizofren sering kali mendapatkan 'Warga' orang dengan masalah kejiwaan ini dari beberapa pintu. Dari orang yang hilang, orang yang terbuang, orang yang hidup di jalan, dan orang yang terbuang. Satpol PP yang sering kali membawa mereka, dan akhirnya Tria mengenal warganya.

 

Namun ada juga pihak keluarga yang menelepon Griya Schizofren, untuk menitipkan keluarganya yang mengalami masalah kejiwaan agar bisa mengikuti aktivitas-aktivitas yang ada di Griya Schizofren. Mereka di antar setiap ada kegiatan, dan diajak pulang kembali. Karena bagaimanapun, Tempat terbaik seseorang tetap di keluarganya.

 

Lantas pendampingan apa yang diberikan oleh Griya Schizofren kepada warga ODMK? Di antaranya adalah dengan menemani ngobrol, melakukan aktivitas harian, bernyanyi, kegiatan melipat kertas, menggambar, salat berjamaah, berbuka puasa bersama saat Ramadhan, dan lain sebagainya.

 

"Agustusan mereka ya Agsutusan, lebaran kita ya lebaran, idul adha ya mereka makan daging kambing, daging sapi," ungkap Tria pelopor Griya Schizofren, "hak-hak mereka sebagai masyarakat dikembalikan dahulu, untuk memberikan kesejahteraan sosial," lanjut Tria.

 

Kegiatan yang dilakukan warga ODMK ini berlangsung seminggu 4x, hal tersebut bertujuan agar proses pengobatan yang dijalani semakin membuahkan hasil dalam kejiwaan. Lihat saja dalam gambar di bawah ini, mereka tertawa, bersenang-senang bersama, dan dibekali juga skill menggambar.


Triana Rahmawati Pendamping Masalah Kejiwaan di Griya Schizofren: Karena Kamu dan Aku Juga Punya Jiwa


 

Tria dengan jujur menyampaikan bahwa nggak mungkin terus-terusan mengajukan donasi, terus-terusan mengajukan proposal. Dari situ ia mengubah mindset mengubah tangan di bawah, menjadi tangan di atas dengan cara berbisnis.

 

Mereka diajari dengan skill menggambar, yang lantas hasilnya nanti dicetak untuk dijadikan souvenir. Ada tote bag, cangkir, dan lain sebaginya. Yang pemasarannya melalui online, media sosial, dan lingkungan sekitar. Bahkan banyak pembeli berdatangan melihat dari Instagram, mereka mengakui jika membeli tidak hanya tertarik melihat karyanya saja tetapi juga cerita dibaliknya.

 

Produk yang dipasarkan ini layaknya jembatan yang mengatakan kalau mereka juga bisa berkarya. Mereka juga mendapatkan kesejahteraan sosial, ekonomi, dan skill atau ketrampilan yang mumpuni.


Dari sini saja betapa kita harus banyak bersyukur ya kan? Mereka yang dengan kejiwaan bermasalah saja bisa berkreasi dan berkarya, bagaimana kita yang baik-baik saja?

 

 

Tantangan yang Dihadapi Triana Rahmawati dalam Membesarkan Griya Schizofren

 

 

Triana Rahmawati Pendamping Masalah Kejiwaan di Griya Schizofren: Karena Kamu dan Aku Juga Punya Jiwa


 

Tria mengakui bahwa dirinya bukan dari latar belakang dunia kesehatan, hanya mahasiswa sosilogi pada saat mendirikan Griya Schizofren tahun 2012, tetapi dia banyak melibatkan orang yang ahli pada ilmunya.

 

Karena seiring berjalannya waktu, Griya Schizofren memiliki volunter-volunter ahli, ada yang dari psikolog, SPKJ, dan lain sebgainya. Pun ada volunter dari masyarakat biasa yang biasa disebut dengan volunter interaksi, atau juga volunter terapis. Tidak melulu mereka yang harus punya ilmu kok, tenang aja.

 

Tria menekankan, siapa saja bisa menjadi volutner, "Datanglah dengan hatimu dan berikan hatimu," demikian Tria berharap agar semakin banyak volunter yang bergabung. Dan masing-masing volunter memiliki tujuan berbeda serta kondisi berbeda.


Triana Rahmawati Pendamping Masalah Kejiwaan di Griya Schizofren: Karena Kamu dan Aku Juga Punya Jiwa


 

Namun tantangan yang paling terbesar dihadapi Tria adaah berhadapan dengan dirinya sendiri. Faktanya bukan dia yang mendaftar ajang bergensi Satu Indonesia Award, pada saat itu dirinya pada titik putus asa dan lemah. Namun, tidak disangka justru ia yang mengungkapkan keluh kesahnya kepada suami, justru meraih predikat Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2017.

 

Kemampuannya yang masih dalam tahap belajar, proses masih belajar, tapi sudah harus bermanfaat untuk orang lain. Dengan kata lain hal tersebutlah yang justru ia syukuri, bahwa dirinya tidak boleh berhenti.

 

"Proses belajar yang kadang melelahkan, kadang WOW, amazing karena bertemu banyak kesempatan," tutur Tria dengan rasa tidak percaya bisa sejauh ini melangkah.

 

Ini dia beberapa langkah yang terus dilakukan Tria, agar semakin banyak orang yang mengerti apa yang dilakukan oleh Griya Schizofren :

 

  • memusnahkan stigma negatif mengenai ODMK dengan memberikan informasi yang lengkap
  • mengajak masyarakat melakukan aksi, mengajak komunitas serta masyarakat yang lebih luas lagi
  • mengedukasi orang yang mengalami ODMK, di mana mereka terpisah dengan keluarga, tanpa identitas, dan sebatang kara sampai kapan
  • membantu orang-orang yang mengalami ODMK dengan interaksi sosial, karena orang ODMK menurut Tria adalah guru terbaik untuk selalu bersyukur
  • menyadarkan masyarakat agar secara dewasa menerima, karena penerimaan ini menjadi penting bagi mereka bahkan seringkali, masyarakatlah sebagai pemicu ODMK
  • terus belajar melahirkan ruang aman, nyaman untuk keluarga, generasi selanjutnya, dan orang-orang yang sudah terganggu
  • membuka cabang-cabang di tempat lain, untuk melakukan edukasi dan riset
  • terus menggalakan sosial etrepreneur bisnis kepada ODMK, agar mereka mandiri secara operasional
  • memberikan kepercayaan publik bahwa ODMK ini tidak berbahaya dan lain sebagainya.

 

Dan akhir kata, inilah yang menjadi harapan Tria dan Griya Schizofren ke depannya, "Kami berharap Indonesia bebas pasung, bebas stigma dan lebih menghargai orang-orang disekitarnya, karena setiap yang punya jiwa ingin dimanusiakan jiwanya."

 

Referensi artikel

https://www.youtube.com/watch?v=gUsYZ8-yLg0
https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/finalis/pendamping-masalah-kejiwaan/
Instagram Griya Schizofren
YouTube
Edit gambar via Canva
GNFI

Posting Komentar untuk "Triana Rahmawati Pendamping Masalah Kejiwaan di Griya Schizofren: Karena Kamu dan Aku Juga Punya Jiwa"